Photo by liburananak.com
Rasanya enak, dan legit, serta gurih khas santan. Notosuman sendiri sejarah dulunya adalah merupakan nama dari sebuah kawasan di Kota Solo, namun nama jalan Notokusuman tersebut kini telah berganti menjadi jalan Mohammad Yamin, Penularan. Di daerah Notosuman atau Jalan Mohammad Yamin tersebut terdapat beberapa penjual Serabi Solo, yakni seperti dua tempat jualan serabi Solo Notosuman yang masing-masing dikenal sebagai serabi Solo bungkus hijau dan serabi Solo bungkus orange. Keduanya sama-sama berasal dari garis keturunan yang sama, yakni dari anak cucu Hoo Gek Hok, yang telah merintis berjualan Serabi Notosuman sejak di tahun 1923.
Serabi Notosuman yang berbungkus warna hijau dikenal sebagai Serabi Notosuman Nyonya Lydia, sementara untuk Serabi Notosuman yang berbungkus orange dikelola oleh Nyonya Handayani. Keduanya sama-sama memproduksi Serabi Solo dan berada di jalan yang sama. Serabi Notokusuman Ny Handayani dibuat dengan masih mempertahankan keaslian santannya, yakni dari santan peras, bukan menggunakan santan instan, sehingga rasa gurih serabi Solonya masih terjaga, dan hanya ada dua varian serabi Notokusuman itu, yakni yang polos berwarna putih dan yang coklat dengan taburan meises coklat di atasnya. Serabi original yang polos tanpa toping apapun sudah enak rasanya, gurih khas santan.