Photo by liburananak.com
Museum Geologi Bandung adalah tempat yang unik untuk menghabiskan waktu liburan bersama anak-anak saat berwisata di kota Bandung. Selain dapat mempelajari perkembangan geologi di Indonesia dan kegunaannya bagi kehidupan manusia, di sana juga terdapat fosil-fosil purbakala dan replika fosil Tyranosaurus Rex atau T-Rex!
Museum ini terletak di Jl Dipenogoro no 57, Bandung dan dibuka setiap hari, kecuali Jumat dan hari libur nasional. Harga tiket masuk museum ini pun sangat terjangkau dibandingkan dengan ilmu yang akan kita dapatkan . Museum Geologi sudah menjadi daya tarik Kota Bandung setelah Gedung Sate.
Geologi adalah sebuah ilmu yang mempelajari tentang bumi, baik itu dari komposisinya, sifat-sifat fisik bumi, struktur bumi, kehidupan bumi dan sejarah terbentuknya bumi. Tak heran, di museum ini terdapat banyak fosil, bebatuan, sejarah tentang gunung berapi, dan masih banyak lagi.
Awalnya, museum ini adalah tempat laboratorium dan penelitian untuk perkembangan geologi di Indonesia. Seiring berjalan waktu, tempat ini telah menjadi museum yang terkenal dan selalu ramai dikunjungi. Yuk mari kita mulai menjelajahi setiap ruangan J
Lantai 1, Sayap Timur : Ruang Sejarah Kehidupan
Di sayap timur museum ini (Ruang Sejarah Kehidupan), kita akan menemukan berbagai replika fosil manusia di dunia dan fosil manusia purba Indonesia seperti Homo Erectus yang dikenal di seluruh dunia dengan sebutan Java Man, baik yang ditemukan di Trinil, Sangiran, Sambungmacan maupun di berbagai lokasi di sepanjang aliran Bengawan Solo.
Salah satu fosil yang paling populer adalah fosil Tyranosaurus Rex atau T-Rex. Walaupun sebenarnya hanya merupakan replika fosil, fosil T-Rex sangat tinggi dan besar. Tingginya mencapai 5 meter dan replika fosil T-Rex ini lah yang paling banyak dilihat oleh pengunjung.
Selain replika fosil T-Rex, ada juga fosil daun, fosil kayu dan fosil hewan lainnya seperti Gajah, Kerbau, Kura-Kura raksasa dan hewan laut (kerang).
Lantai 1, Sayap Barat: Ruang Geologi Indonesia
Bergerak ke arah sayap barat (Ruang Geologi Indonesia),kita pun akan menemukan ruang pameran Gunungapi Indonesia yang berisi penjelasan tentang bagaimana terbentuknya gunungapi, bahan-bahan letusan serta informasi 129 gunungapi aktif di Indonesia dengan sajian maket Gunung Bromo-Semeru, Gunung Batur, Gunung Anak Krakatau, Gunung Merapi dan Gunung Tangkubanparahu.
Bisa dikatakan koleksi dan papan informasi yang disediakan oleh Museum Geologi cukup informatif dan sangat dapat menambah wawasan baru bagi anak-anak (terutama untuk anak usia sekolah dasar yang telah mempelajari tentang gunung api, fosil dll di sekolahnya). Kebersihan, tata cahaya dan tata koleksi yang apik juga menambah keasyikan tersendiri saat kita mengamati satu demi satu koleksi museum ini.
Museum ini juga berusaha agar koleksi-koleksi yang mereka tampilkan dapat menarik pengunjung untuk mengetahui lebih dalam tentang ilmu Geologi dan sejarah kehidupan bumi & manusia .
Ajaklah anak-anak melihat & menyentuh Batu Meteor dan jelaskan kepada mereka dengan antusias bahwa batu ini jatuh dari angkasa luar. Ada pula batu purba yang berbentuk kepala Buaya dan berbagai batu-batu kristal, logam, dan mineral dengan keindahan yang berwarna-warni. Di bagian Dunia Batuan dan Mineral ini kita juga akan diajak untuk mengenal berbagai jenis dan klasifikasi mineral maupun batuan serta cara mengenalnya. Semakin diteliti, semakin dibaca papan informasinya, semakin mengasyikkan!
Apakah anak-anak pernah bertanya tentang peristiwa Gunung Meletus ? Nah, di ujung ruang sayap barat museum ini mereka bisa menyaksikan berbagai jenis bebatuan dan abu asli hasil “muntahan” gunung berapi sampai dengan contoh barang-barang yang pernah terkena lahar panas. Di ruangan gunung berapi ini juga diputar video yang menampilkan tentang sejarah gunung api dan pembentukan pulau di Indonesia.
Lantai 2, Sayap Timur : Ruang Geologi & Kehidupan Manusia
Selesai di lantai pertama, jangan lupa untuk naik ke lantai dua dan kita akan menemui ruangan tentang kegunaan Ilmu Geologi bagi kehidupan manusia. Di lantai dua ini tampilan Museum Geologi tiba-tiba menjadi lebih modern dan interaktif seperti museum-museum di luar negeri, misalnya ada beberapa games interaktif untuk anak-anak dan di setiap booth terdapat penjelasan berupa video yang memudahkan kita untuk mengerti tentang proses penambangan dan pengolahan mineral serta minyak dan gas bumi.
Luangkanlah waktu agak lama untuk membaca & menyerap berbagai informasi di ruangan ini karena suatu hari nanti pasti akan bermanfaat bila anak atau cucu kita bertanya tentang asal muasal bensin untuk mobil yang mereka tumpangi, dari mana asal gas yang terpasang di kompor rumah, ataupun dari mana asal batu bara untuk bahan bakar kereta atau kapal api uap yang mungkin sering mereka lihat di buku atau televisi.
Di bagian luar di lantai dua ini juga terdapat sebuah maket besar yang menjelaskan tentang proses penambangan minyak dan gas bumi (baik yang berasal dari dasar laut maupun yang dari daratan) dan bagaimana semua itu dapat didistribusikan ke tempat pengolahan minyak bumi di daratan. Kalau melihat lebih teliti, di bagian bawah maket kita juga bisa menemukan gambar pipa gas yang asalnya dari penambangan di Indonesia untuk langsung disalurkan ke negeri tetangga, Singapura .
Lantai 2, Sayap Barat: GeoDigi
Saat kami berkunjung, bagian ini tertutup karena sedang diadakan renovasi ruangan. Nantinya di sayap barat lantai 2 ini akan berkonsep “GeoDigi” yang merupakan penggabungan antara geologi dan teknologi digital. Dampaknya tentu pengoptimalisasian penggunaan teknologi digital ke dalam area pamer benda Geologi.
Taman Batu
Selesai menjelajah semua lantai dan ruangan, jangan dulu buru-buru pulang..Mampirlah dulu ke Taman Batu yang terletak di halaman depan sisi kiri Museum Geologi. Taman Batu seluas 400 meter persegi ini bertemakan tentang Siklus Batu. Batu yang dipajang itu terdiri dari tiga jenis yakni batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf. Agar mempermudah pengunjung, taman dibuat melingkar dimana setiap sudutnya terpampang masing-masing tahap/ siklus batu.
Di papan informasi yang tersedia, anak-anak bisa melihat bahwa pembentukan batu itu sesuai siklus yang diawali batu beku, batu sedimen dan batu metamorf.
Semua bebatuan besar yang ada di Taman Batu Museum Geologi ini semuanya berasal dari Indonesia yang diperoleh dari Jawa, Sulawesi, Sumatera dan Kalimantan.
Penggalian Fosil Interaktif
Di sebelah Taman Batu terdapat wahana penggalian fosil interaktif yang merupakan sarana bermain untuk anak-anak berupa kolam pasir yang diisi replika fosil vertebrata (bertulang belakang) sebagai ajang pengenalan interaktif kegiatan pencarian, penggalian, dan rekonstruksi fosil.
Replika fosil akan ditimbun di dalam tumpukan pasir, lalu anak-anak akan mencari replika tersebut dan menyatukannya kembali seperti seorang ilmuwan yang sedang melakukan penelitian.
Namun sayangnya saat kami kesana, sedang tidak ada alat apapun disana. Sepertinya kegiatan penggalian fosil interaktif ini hanya diadakan ketika ada kunjungan rombongan sekolah.
Tips berkunjung ke Museum Geologi Bandung :
Dijamin, berkunjung ke Museum Geologi Bandung akan membuat liburan terasa berbeda. Pengalaman- menyentuh batu meteor, melihat materi asli dari gunung berapi dan fosil-fosil purba akan dapat menambah wawasan anak-anak tentang sejarah kehidupan di masa lampau.
Selain menambah wawasan tentang kehidupan masa lampau, anak-anak pun akan menambah pengetahuannya tentang kegunaan ilmu Geologi bagi kehidupan mereka sehari-hari di masa sekarang dan di masa yang akan datang.
Yakinlah, apapun yang kita usahakan untuk kita tunjukkan kepada anak-anak, walaupun mereka mungkin terlihat tidak terlalu peduli, anak-anak akan merekam informasi yang disampaikan kepada mereka, apalagi bila disampaikan dengan cara yang menarik dan bersemangat! Selamat menjelajah! :)