Photo by liburananak.com
Siapa bilang kapal selam cuman bisa dijumpai di dalam samudera ? Kapal selam yang satu ini justru ada di tengah-tengah kota Metropolitan, Surabaya. Yup, the one and only, Monumen Kapal Selam di Jl. Pemuda Surabaya.
Kapal selam yang bertengger megah di tengah kota ini adalah kapal selam KRI Pasopati yang pernah digunakan pada pertempuran Laut Aru yang terjadi di perairan Maluku. Pertempuran yang terjadi pada 15 Januari 1962 ini menewaskan seorang Laksamana Yos Sudarso, yang kini menjadi salah satu pahlawan nasional.
Kapal selam yang dibuat oleh Rusia pada 1952 ini mempunyai interior kabin yang menarik dan terawat hingga sekarang. Para pengunjung dapat menelusuri 7 kabin mulai dari haluan ke buritan dengan nyaman karena dilengkapi dengan AC dan seorang pemandu khusus. Antara satu dengan ruangan lain terdapat pintu palka berbentuk bundar yang hanya bisa dilewati satu orang. Pintu ini kedap air dan berguna untuk mencegah air masuk apabila terjadi kebocoran.
Pemandu (berseragam biru putih) selalu ramah dan siap menjawab semua pertanyaan tentang Kapal Selam
Kita bisa melihat suasana ruang komandan, ruang makan, ruang kerja, ruangan mesin diesel, kamar mesin listrik, dan ruangan torpedo untuk bagian buritan yang berisi 2 buah torpedo. Namun di antara semua ruangan tadi, ruang haluan torpedo yang selalu menjadi favorit para pengunjung yang akan berfoto-foto.
[FOTO] Ruang Haluan Torpedo yang dipersenjatai dengan 4 torpedopropeller, juga bertindak sebagai penyimpanan untuk torpedo.
Di samping interiornya yang sangat unik, di sini kita juga bisa melihat berbagai foto-foto tokoh Angkatan Laut, prasasti dan aneka informasi yang berkaitan dengan perjuangan Indonesia melawan penjajah. Kabin-kabin para awak kapal juga tertata rapi. Bisa dibayangkan meski ruangan tidurnya terbatas dan sempit, para kru kapal rela menjalankan tugas untuk menjaga kedaulatan bangsa.
Dari semua ruangan di dalam kapal, yang paling memukau pengunjung adalah kabin lensa periskop. Di ruangan ini terdapat sebuah lensa periskop antik yang bisa digunakan untuk mengintip keadaan di luar kapal. Saat menyelam, lensa periskop inilah yang digunakan sebagai 'mata-mata' di atas permukaan air.
Seusai menjelajahi seluruh ruang kapal selam, kita bisa melihat film pertempuran Laut Aru di bioskop mini videorama. Namun, jika ingin beristirahat terdapat cafetaria berupa gazebo-gazebo di tepi sungai. Sejumlah kios-kios suvenir tak ketinggalan menjual aneka oleh-oleh dan mainan anak-anak bernuansa militer.
Nah, bagi keluarga yang ingin mengajak putra-putrinya menjelajah kabin kapal selam, di sini tempatnya. Cukup merogoh Rp5 ribu saja. Murah bukan ?
Tips agar lebih nyaman saat mengunjungi Monumen Kapal Selam:
Nah, bagi keluarga yang ingin mengajak putra-putrinya menjelajah kabin kapal selam, di sini tempatnya. Cukup merogoh Rp.5.000,- saja per orang. Sangat murah dibandingkan dengan pengalaman dan pengetahuan yang akan kita dapatkan.
sumber: kapanlagi.com & LiburanAnak.com