Photo by liburananak.com
Taman Nasional Gunung Leuser yang juga biasa disingkat dengan TNGL adalah salah satu Kawasan Pelestarian Alam di Indonesia yang memiliki luas sekitar 1.094.692 hektare. Secara administrasi hutan yang satu ini terletak di dua provinsi yaitu Provinsi Aceh dan Sumatera Utara. Hutan ini dominannya berada di Aceh Timur, Aceh Selatan, dan Langkat Sumatera Utara, dikenal dengan hasil kopi kelas dunia dan tembakau.Taman Nasional Gunung Leuser sendiri mengambil nama dari Gunung Leuser (3404 M dpl) di Aceh. Taman nasionalnya meliputi ekosistem asli dari pantai sampai pegunungan tinggi yang diliputi hutan lebat khas hujan tropis. Mencakup lebih dari 100 kilometer Pegunungan Bukit Barisan, TNGL memiliki ketinggian berkisar dari daerah pantai di Kluet (Aceh Selatan) yaitu 3.381 meter di atas Gunung Leuser (Aceh Tenggara). Diperuntukkan sebagai tempat penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya,pariwisata, dan rekreasi, banyak hal yang akan Dolaners temukan ketika menjelajahi Taman Nasional ini.
Taman Nasional Gunung Leuser sangat luas, mencakup hutan bakau, hutan rawa, hutan hujan dataran rendah, hutan lumut, dan sampai hutan subalpine. Taman Nasional Gunung Leuser dan area disekitarnya dikenal dengan nama Kawasan Ekosistem Leuser yang menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO. Ada sekira 130 spesies dapat diidentifikasi di Taman Nasional Gunung Leuser, yakni harimau sumatera, gajah, badak, siamang, kera, macan tutul, reptil, ikan, dan juga 325 spesies burung. Dolaners juga dapat memulai petualangan di taman nasional ini melalui Bukit Lawang, Sumatra Utara, di mana bediam orangutan yang mengesankan. Temukan kelembutan primata ini ketika Dolaners coba berinteraksi dengan mereka. Hutan Gunung Leuser juga memiliki kekayaan buah-buahan tropis seperti mangga, rambutan, durian, alpukat, jeruk, pepaya, dan jambu biji. Petualangan di Taman Nasional Gunung Leuser lebih dari sekedar petualangan besar ke kebun binatang sesungguhnya. Coba datang dan berkunjunglah ke sebuah desa kecil Ketambe yang ramah dimana penduduk lokal secara alami memiliki pengetahuan mengenai flora fauna di sini.